Sisik Naga di Jari Manis Gus Usup Karya M. Shoim Anwar

Cerpen yang berjudul "Sisik Naga di Jari Manis Gus Usup" Karya M. Shoim Anwar menceritakan mengenai tokoh yang bernama Gus Usup. Gus Usup merupakan anak kesayangan dari Bu Nyai yang begitu disegani dan dihormati oleh masyarakat. Gus Usup begitu dihormati karena bukan melihat dari nasab keturunan keluarga pondok, melainkan sikap Gus Usup yang ramah, pandai bergaul dengan siapa saja tidak melihat status sosialnya. Gus Usup memiliki akik sisik naga di jari manisnya. Gus Usup dan masyarakat memercayai adanya kekuatan lain dalam akik sisik naga tersebut, hal ini merupakan bentuk dari syirik karena memercayai adanya kekuatan lain selain dari Tuhan. Kritik untuk Gus Usup dalam cerita tersebut adalah Gus Usup termasuk dalam keluarga pondok yang alim dan taat, bahkan anak kesayangan dari Bu Nyainya namun sikap seharusnya pada Gus Usup adalah tidak memercayai adanya kekuatan pada akik tersebut. Gus Usup memilki akik boleh untuk perhiasan tangannya namun janganlah memercayai adanya kekuatan pada akik tersebut. Walaupun keberdaan kekuatan akik tersebut benar adanya. Di sisi lain dari sosok Gus Usup adalah idealnya seorang pemimpin yang Arif. Gus Usup dengan tegas menghukum orang yang suka bermain dan bercanda saat sholat di masjid, sehingga sosoknya menambah nilai positif dalam dirinya. Gus Usup juga seorang yang begitu ramah dengan masyarakat hal ini dibuktikan pada Gus Usup yang memberikan salam dan mau berbincang dengan masyarakat di warung gubuk kopi. Hal ini menandakan bahwa Gus Usup tidak memandang status sosial seseorang. Gus Usup dalam permainan kartunya merupakan tindakan yang umumnya tidak dilakukan oleh keluarga pondok, namun oleh Gus Usup ikut bermain bersama teman temannya. Permainan tersebut seperti bermain judi karena mengandalkan nasib keuntungan dari bermain kartu dan memakai uang untuk menjadi jaminannya. Beradu nasib sial dan untung hanya untuk kesenangan sementara saja, Gus Usup pun mengembalikan uang yang telah diambilnya karena menang dalam permainan kartu. Bagi Gus Usup permainan kartu hanyalah hiburan sekilasnya, ia tidak ikut menyimpan uang dari hasil kemenangannya bermain kartu. Lain halnya dengan teman Gus Usup yang bernama Guk Mak. Guk Mak sudah memiliki anak kecil tiga teman sepermainan Gus Usup ini memiliki sifat yang seperti pada umumnya manusia, yakni rasa ingin memiliki. Hal ini dibuktikan pada Guk Mak yang menemukan akik Sisik Naga kepunyaan dari Gus Usup. Guk Mak tertarik ingin memiliki akik temannya dikarenakan percaya bahwa akik tersebut memiliki kekuatan sendiri. Guk Mak telah menang dari permainan kartu dan mendapatkan uang yang melimpah sehingga timbul rasa ingin memiliki akik Sisik Naga dari temannya. Akik Gus Usup berada di Guk Mak ketika Gus Usup menitipkan jaketnya kepada Guk Mak dan izin pamit meninggalkan permainan tersebut karena sakit perut. Tanpa disadari akik Sisik Naga itu berada didalam kantung jaketnya Gus Usup sehingga dalam permainan kartu tersebut kemenangan diraih oleh Guk Mak. 

Dari cerita pendek karya M. Shoim Anwar tersebut ada pesan yang bisa kita petik hikmahnya. Pertama, cerita tersebut mengangkat kehidupan manusia dengan permainan kartunya yang merekatkan hubungan sosial antar manusia. Kedua, masih adanya simbol kepercayaan pada akik yang membawa keberuntungan bagi yang memakainya. Ketiga, adanya sikap contoh santun dalam menghormati dan menyegani seseorang dari keramahan, baik hati, dan nasab keturunan keluarga seperti anak seorang Bu Nyai. Keempat, eksistensi seorang Gus yang identik dengan keislamian pada dirinya tidak menjamin seseorang memiliki hidup yang lurus seperti contoh bahwa Gus Usup masih percaya kekuatan dari akik. 

Cerita tersebut sangat menarik karena begitu dekat dengan sarat kehidupan manusia seperti simbolis kartu, kepercayaan adanya kekuatan lain, dan hasrat keinginan. Kemudian cerita yang ringan dan mudah dipahami pembaca, serta alur cerita yang tidak mudah ditebak penyelesaiannya sangat bagus sekali. 

Komentar